Jumat, 16 September 2011

Laksana Es

             
            Kau mengatakan cinta padaku setiap hari sejak beberapa bulan lalu. Kau meberi kalimat-kalimat manis yang memujiku hingga terkadang membuatku lumpuh tak berdaya.
Kau bilang aku hidupmu. Kau bilang aku berbeda. Kau bilang senyumku manis. Kau bilang aku cantik. Kau bilang suaraku indah. Kau bilang rambutku mempesona. Kau bilang aku cinta pertamamu. Kau bilang aku penyemangatmu. Kau bilang aku bisa mebuatmu luluh. Kau bilang tidak tega melihatku menangis. Kau bilang kau hanya ingin melihatku bahagia. Kau bilang akulah segalanya.
Setelahnya, kau berkata padaku.
            “Sekarang, giliran kau mengatakan isi hatimu untukku.” Ucapmu.
            Aku menarik nafas sejenak. Berfikir. Apa yang harus aku katakan?
            Aku mencoba mengingat dan menelusup hatiku. Meraba perasaanku padamu sebenarnya selama ini.
            Aku telah menaruh perhatian padamu ketika kita bertemu untuk pertama kali. Keceriaanmu dalam menuturkan kisah-kisahmu. Semangatmu dalam mencari tau tentang aku. Dan sikap konyolmu yang membuatku tertawa hampir sepanjang pertemuan kita yang berlangsung sekitar satu jam itu.
            Setelah itu, aku merasakan sosok seseorang memperhatikan keadaanku. Aku merasa dibutuhkan dan aku merasa penting.
            Awalnya hanya sekedar ‘respect’ dengan sikapmu. Tidak ada perasaan suka yang lebih. Namun entah mengapa, entah sejak kapan... Aku jadi merindukanmu ketika kau tidak menghubungiku baik melalui jejaring sosial maupun pesan singkat. Aku jadi suka ketika kau mengingatkanku untuk makan atau mandi atau tidur. Aku jadi merasa kosong ketika kau sama sekali tidak mencariku.
            Setelah itu perasaan suka itu tumbuh seperti biji kacang hijau yang ditanam dalam kapas lembab. Karena kau benar-benar lembut dan selalu membuatku merasa nyaman, perasaanku berkembang menjadi sayang. Seperti biji kacang hijau yang berubah menjadi kecambah.
            Aku sadar kau juga merasakan apa yang kurasakan. Sama. Kau menyayangiku. Akhirnya kita terikat dalam sebuah hubungan kecil berpengaruh dahsyat yang berjudul “pacaran”.
            Sejak awal aku tau kau gampang bergaul, kau dekat dengan siapapun tanpa pilih kasih, termasuk pada gadis-gadis. Awalnya aku tidak terlalu peduli. Tapi ketika aku melihatmu bercengkrama berlebihan dengan gadis lain aku merasa sepenuh hatiku terbakar. Aku berusaha menahannya, namun sering kali aku meledak saking panasnya.
            Berbeda ketika kau ada di sisiku. Melakukan banyak hal denganku. Bercanda tertawa bersamaku. Menenangkanku dari amarah. Menyurutkan airmata ketika aku menangis dan aku merasa kembali ke dalam kapas lembab. Sejuk.
            “Bagaimana?” Desakmu setelah aku diam untuk beberapa lama.
            Aku tersadar dari pikiranku. Aku memandangmu lekat lalu tersenyum simpul.
            “Aku mencintaimu. Sangat. Cintaku untukmu semakin kuat ketika kau memberiku kesejukan. Ketika kau membuatku merasa penting. Kaetika kau mebutuhkan aku. Seperti air beku yang tetap diletakkan di dalam mesin pendingin, tidak pernah mencair. Namun ingat, cintaku ini juga akan luntur dengan mudah ketika kau membuatku merasa sudah tidak kau butuhkan. Ketika kau membuat hatiku terbakar karena terlalu dekat dengan gadis lain, apalagi kalau sampai memiliki hubungan tersembunyi. Seperti es yang akan mencair dengan cepat ketika kau mengeluarkannya dari mesin pendingin dan menaruhnya di suhu yang cukup panas.” Jelasku.
            “Jadi, cintamu untukku?” Tanyanya lagi.
            “Laksana es.” Jawabku singkat sambil menyunggingkan senyum tulus padamu disusul dengan pelukan eratmu yang meyakinkanku bahwa kau akan selalu menempatkan es cinta itu dalam mesin pendingin.


1 komentar:

  1. Sugarboo Extra Long Digital Titanium Styler
    Sweet cherries from the golden used ford fusion titanium habaneros at Sweet cherries. With a titanium white dominus price touch of ford ecosport titanium sweetness and heat, you will ray ban titanium enjoy sweet cherries titanium trim walmart and sugar.

    BalasHapus